Proses pembuatan
karbon
Karbon memiliki beberapa jenis alotrop, yang paling
terkenal adalah grafit, intan, dan karbon amorf. Sifat-sifat fisika
karbon bervariasi bergantung pada jenis alotropnya. Sebagai contohnya, intan
berwarna transparan, Intan memiliki konduktivitas listik yang sangat
rendah, sedangkan grafit adalah konduktor listrik yang
sangat baik. Semua alotrop karbon berbentuk padat dalam kondisi normal, tetapi
grafit merupakan alotrop yang paling stabil secara termodinamik di antara
alotrop-alotrop lainnya.
Pada temperatur yang tinggi, karbon dapat bereaksi dengan oksigen, menghasilkan
oksida karbon oksida dalam suatu reaksi yang mereduksi oksida logam menjadi
logam. Reaksi ini bersifat eksotermik dan digunakan
dalam industri besi dan baja untuk mengontrol kandungan karbon dalam baja:
Fe3O4 + 4 C(s) → 3 Fe(s) +
4 CO(g)
Pada temperatur tinggi, karbon yang dicampur dengan logam tertentu akan
menghasilkan karbida logam, seperti besi karbida sementit dalam baja, dan tungsten
karbida yang digunakan
secara luas sebagai abrasif.
Bahan yang
mengandung karbon ….:::1)
Pohon Bambu ,2) Batok Kelapa ,3) Batu Bara, 4) Kayu Keras
Karbon dapat di buat dengan proses yang disebut dengan karbonisasi yakni
pemanasan bahan yang mengandung karbon.
}
Cara pembuatan/persiapan peralatan
Tungku pengarangan dibuat dari drum minyak tanah. Bagian drum yang tidak
berlobang dipotong sekelilingnya dan dipisahkan. Tutup yang ada lubangnya
ditambah dua lubang lagi dengan ukuran 2 x 2,5 inci.
Waktu pengarangan, drum diletakkan diatas dua
buah pipa dengan bagian yang ada lubangnya berada dibawah. Sebelum pengarangan,
pada lantai drum diberi bahan bakar seperti daun kering, jerami, sabut kelapa
secara merata atau menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya, dengan
pertolongan alat brander.
Selama
karbonisasi (pengarang) perlu diperhatikan asap yang terbentuk :
◦ Jika asap tebal dan putih, berarti tempurung sedang mongering.
◦ Jika asap tebal dan kuning, berarti pengkarbonan sedang berlangsung. Pada
fase ini sebaiknya tungku ditutup dengan maksud agar oksigen pada ruang
pengarangan serendah-rendahnya sehingga diperoleh hasil arang yang baik. Untuk
pengaturan udara di dalam tungku bias diatur dengan melepaskan atau memasang
pipa dibawah drum.
◦ Jika asap semakin menipis dan berwarna biru, berarti pengarangan hampir
selesai. Kemudian drum dibalik dan proses pembakaran selesai.
◦ Tunggu samapi arang menjadi dingin. Setelah dingin arang bisa di bongkar.
c Cara
Kerja
- Arang dimasukkan ke dalam tungku (aktivasi), kemudian ditutup rapat sampai tidak terdapat kebocoran.
- Hubungan pipa pengeluaran hasil suling dari tungku aktivasi dengan pendingin yang ujungnya dicelupkan kedalam air. Tujuannya adalah agar oksigen tidak masuk kedalam tungku aktivasi sewaktu dilakukan pendinginan dan sekaligus menampung hasil sulingnya (destilat).
- Pasang thermocouple untuk mengamati temperatur selama proses aktivasi berlangsung.
- Air pendingin dialirkan, kemudian dilakukan pembakaran dengan menggunakan minyak tanah yang disemprotkan. Mula-mula dengan api kecil, kemudian api dibesarkan dengan jalan menambah bahan bakar dan menaikkan tekanan kompresor.
- Lakukan pengamatan terhadap kerja dari tungku aktivasi dengan mengamati kenaikan temperatur. Temperatur selama proses sekitar 600°C apabila temperatur telah mencapai 600°C dan juga terlihat pada ujung pendingin tidak adanya tar (cairan berwarna coklat) yang keluar, ditandai dengan adanya gelembung air, maka pembakaran dipertahankan selama 3 jam. Setelah waktu tersebut proses telah selesai.
- Api dimatikan dan tungku aktivasi (alat destilasi) dibiarkan masih tertutup dan sampai dingin. Setelah dingin tungku dibuka dan arang yang telah diaktifkan dikeluarkan. Lakukan penggilingan untuk mendapatkan partikel yang lebih halus, kemudian diayak dan dikemas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar